Pengalaman
saya pertama kali mendapatkan uang dari hasil jerih payah sendiri adalah ketika
saya masih berada di bangku perkuliahan D3 dulu. Ide ini muncul ketika saat itu
kedua orang tua saya telah memasuki masa pensiun. Sedangkan saya dan adik saya
masih tergantung pada orang tua. Alhamdulillah, meski telah pensiun orang tua
masih mampu membiayai kuliah saya dan sekolah adik saya.
Meski
begitu terkadang dalam perkuliahan muncul kebutuhan – kebutuhan mendadak yang
harus disediakan atau dipenuhi oleh mahasiswa. Tak jarang untuk memenuhi
kebutuhan tersebut saya menggunakan uang tabungan saya sendiri. Disanalah saya
mulai mengerti kenapa para orang tua selalu mengajarkan anaknya agar mulai
menabung sejak usia dini. Saya sangat bersyukur orang tua saya mengajarkan hal
tersebut. Meskipun saya akui saya bukanlah seorang “Penabung yang handal”.
Dengan uang tabungan tersebut saya dapat memenuhi beberapa keperluan yang
penting dan mendadak tersebut.
Namun
lama – lama saya berpikir bagaimana caranya agar dapat menambah uang saku
dengan tidak menambah beban kedua orang tua. Saya mulai berpikir untuk
berjualan atau berdagang. Namun saya masih tidak tahu barang apa yang akan
perjual belikan. Kebetulan saat itu teman saya dari Bandung pulang ke Padang.
Dia menawarkan saya kerjasama untuk menjual suatu barang. Barang tersebut
adalah lampu hias. Dia kemudian memperlihatkan katalog dan beberapa contoh
lampu hias.
Karena
merasa barang tersebut cukup unik dan jarang ada di kota saya, akhirnya saya
dan teman saya yang juga berasal dari Padang tertarik dan setuju untuk ikut
bergabung. Kami berdua bertugas memasarkan barang tersebut untuk daerah kota
Padang. Sedangkan teman saya yang datang dari Bandung tersebut bertugas menjual
di daerah Bandung dan sekitarnya. Untuk modal kami sepakati dengan setengah
dari saya dan setengahnya lagi dari teman saya atau istilah kerennya “50:50”.
Setelah
modal dikumpulkan, langkah kami selanjutnya mencari lokasi pemasaran. Setelah
cukup lama mencari dan bertanya kesana kemari, akhirnya kami mendapatkan satu
lokasi yang kami anggap strategis dan cukup banyak di lalui orang. Kami
kemudian memesan barang dan membuat daftar harga barang – barang yang akan di
jual.
Dengan
hanya bermodalkan kardus sebagai tempat untuk meletakkan barang, kami
mulai berjualan di pinggir jalan bersama
dengan beberapa pedagang lain yang ada di lokasi tersebut. Ini adalah untuk
pertama kalinya dalam hidup saya berjualan. Saya yang biasanya hanya sebagai
seorang pembeli sekarang menjadi seorang penjual.
Kesan
pertama yang saya rasakan ketika pertama kali berjualan adalah deg – deg an.
Deg – deg an karena saya belum mempunyai pengalaman di bidang ini begitu juga
dengan teman saya. Dan memang hasil yang didapatkan untuk pertama kali ini
tidak begitu memuaskan. Hari pertama kami berjualan hanya 1 atau 2 barang yang
laku dijual, begitu juga hari – hari berikutnya. Kebanyakan dari mereka yang
datang hanya sekedar melihat dan pergi. Untuk hasil penjualan yang pertama ini
kami hanya bisa balik modal. Saat itulah saya mengetahui betapa susahnya orang
mencari uang.
Kami
berjualan pada malam hari karena pagi harinya kami harus kuliah hingga siang
hari bahkan terkadang hingga sore hari. Selain berjualan di lokasi penjualan,
kami juga menjualnya kepada teman – teman kampus bahkan melalui situs jejaring
social (facebook). Jadi meski tidak berada di lokasi kami masih bisa menjajakan
jualan kami.
Seperti
kata pepatah “Bisa karena terbiasa” kami mulai mengetahui beberapa teknik
penjualan, mengetahui bagaimana selera pasar, dan hari – hari apa saja yang
sekiranya banyak di lalui orang. Dan lambat pun laun barang jualan kami pun
mulai banyak diminati orang. Orderan datang dari mana saja baik secara langsung
maupun dari internet. Dari sinilah kami mulai mendapatkan keuntungan. Meski
tidak seberapa namun dapat menghasilkan uang dari hasil keringat sendiri
merupakan suatu kebanggaan tersendiri.
Namun
sayangnya usaha kami ini berjalan tidak begitu lancar. Sempat terhenti karena
kami memulai usaha ini pada saat semester akhir sehingga kadang waktu banyak
dihabiskan untuk menyelesaikan tugas akhir daripada berjualan. Ketika telah
lulus kami mulai mencoba kembali menjalankan usaha ini namun hanya berjalan
beberapa bulan dan akhirnya terhenti hingga saat ini. Hal ini dikarenakan teman
saya yang sudah mendapatkan pekerjaan dan juga saya sendiri memutuskan untuk
melanjutkan kuliah di program lanjutan D3 ke D4 ITB Seamolec ini.
Banyak
sekali pengalaman yang saya dapatkan selama menjalankan usaha ini. Saya juga banyak
menemui orang dengan berbagai tipe mulai dari yang “”legowo” sampai dengan yang
paling “ngotot” dalam tawar menawar harga. Ini adalah salah satu pengalaman
yang berharga dalam hidup saya
teteplah menulis pengalaman anda selama kuliah...
ReplyDelete