Thursday, 26 July 2012


Pengalaman saya pertama kali mendapatkan uang dari hasil jerih payah sendiri adalah ketika saya masih berada di bangku perkuliahan D3 dulu. Ide ini muncul ketika saat itu kedua orang tua saya telah memasuki masa pensiun. Sedangkan saya dan adik saya masih tergantung pada orang tua. Alhamdulillah, meski telah pensiun orang tua masih mampu membiayai kuliah saya dan sekolah adik saya.
Meski begitu terkadang dalam perkuliahan muncul kebutuhan – kebutuhan mendadak yang harus disediakan atau dipenuhi oleh mahasiswa. Tak jarang untuk memenuhi kebutuhan tersebut saya menggunakan uang tabungan saya sendiri. Disanalah saya mulai mengerti kenapa para orang tua selalu mengajarkan anaknya agar mulai menabung sejak usia dini. Saya sangat bersyukur orang tua saya mengajarkan hal tersebut. Meskipun saya akui saya bukanlah seorang “Penabung yang handal”. Dengan uang tabungan tersebut saya dapat memenuhi beberapa keperluan yang penting dan mendadak tersebut.
Namun lama – lama saya berpikir bagaimana caranya agar dapat menambah uang saku dengan tidak menambah beban kedua orang tua. Saya mulai berpikir untuk berjualan atau berdagang. Namun saya masih tidak tahu barang apa yang akan perjual belikan. Kebetulan saat itu teman saya dari Bandung pulang ke Padang. Dia menawarkan saya kerjasama untuk menjual suatu barang. Barang tersebut adalah lampu hias. Dia kemudian memperlihatkan katalog dan beberapa contoh lampu hias.
Karena merasa barang tersebut cukup unik dan jarang ada di kota saya, akhirnya saya dan teman saya yang juga berasal dari Padang tertarik dan setuju untuk ikut bergabung. Kami berdua bertugas memasarkan barang tersebut untuk daerah kota Padang. Sedangkan teman saya yang datang dari Bandung tersebut bertugas menjual di daerah Bandung dan sekitarnya. Untuk modal kami sepakati dengan setengah dari saya dan setengahnya lagi dari teman saya atau istilah kerennya “50:50”.
Setelah modal dikumpulkan, langkah kami selanjutnya mencari lokasi pemasaran. Setelah cukup lama mencari dan bertanya kesana kemari, akhirnya kami mendapatkan satu lokasi yang kami anggap strategis dan cukup banyak di lalui orang. Kami kemudian memesan barang dan membuat daftar harga barang – barang yang akan di jual.
Dengan hanya bermodalkan kardus sebagai tempat untuk meletakkan barang, kami mulai  berjualan di pinggir jalan bersama dengan beberapa pedagang lain yang ada di lokasi tersebut. Ini adalah untuk pertama kalinya dalam hidup saya berjualan. Saya yang biasanya hanya sebagai seorang pembeli sekarang menjadi seorang penjual.
Kesan pertama yang saya rasakan ketika pertama kali berjualan adalah deg – deg an. Deg – deg an karena saya belum mempunyai pengalaman di bidang ini begitu juga dengan teman saya. Dan memang hasil yang didapatkan untuk pertama kali ini tidak begitu memuaskan. Hari pertama kami berjualan hanya 1 atau 2 barang yang laku dijual, begitu juga hari – hari berikutnya. Kebanyakan dari mereka yang datang hanya sekedar melihat dan pergi. Untuk hasil penjualan yang pertama ini kami hanya bisa balik modal. Saat itulah saya mengetahui betapa susahnya orang mencari uang.
Kami berjualan pada malam hari karena pagi harinya kami harus kuliah hingga siang hari bahkan terkadang hingga sore hari. Selain berjualan di lokasi penjualan, kami juga menjualnya kepada teman – teman kampus bahkan melalui situs jejaring social (facebook). Jadi meski tidak berada di lokasi kami masih bisa menjajakan jualan kami.
Seperti kata pepatah “Bisa karena terbiasa” kami mulai mengetahui beberapa teknik penjualan, mengetahui bagaimana selera pasar, dan hari – hari apa saja yang sekiranya banyak di lalui orang. Dan lambat pun laun barang jualan kami pun mulai banyak diminati orang. Orderan datang dari mana saja baik secara langsung maupun dari internet. Dari sinilah kami mulai mendapatkan keuntungan. Meski tidak seberapa namun dapat menghasilkan uang dari hasil keringat sendiri merupakan suatu kebanggaan tersendiri.
Namun sayangnya usaha kami ini berjalan tidak begitu lancar. Sempat terhenti karena kami memulai usaha ini pada saat semester akhir sehingga kadang waktu banyak dihabiskan untuk menyelesaikan tugas akhir daripada berjualan. Ketika telah lulus kami mulai mencoba kembali menjalankan usaha ini namun hanya berjalan beberapa bulan dan akhirnya terhenti hingga saat ini. Hal ini dikarenakan teman saya yang sudah mendapatkan pekerjaan dan juga saya sendiri memutuskan untuk melanjutkan kuliah di program lanjutan D3 ke D4 ITB Seamolec ini.
Banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan selama menjalankan usaha ini. Saya juga banyak menemui orang dengan berbagai tipe mulai dari yang “”legowo” sampai dengan yang paling “ngotot” dalam tawar menawar harga. Ini adalah salah satu pengalaman yang berharga dalam hidup saya

1 comment: